Wednesday, February 1, 2017

Pesona Churin, Kota Mungil di Pegunungan Andes Peru



Churin adalah salah satu kota kecil di Pegunungan Andes di Negara Peru yang berada di ketinggian 2.080 mdpl. Ini adalah pertama kali saya liburan di Peru, selama saya tinggal di Peru setelah pernikahan kami. Sebagian besar Negara Peru adalah Pegunungan Andes. Keluarga saya mengajak saya liburan sekaligus untuk membiasakan saya dengan alam yang baru dan ketinggian. Ada banyak kota-kota indah dan alami yang ada di ketinggian. Oleh karena itu, mereka ingin saya tidak terlalu kaget dan menjadi lebih kuat jika ingin mengunjungi tempat-tempat di Peru.

PERJALANAN DENGAN BUS KE CHURIN


Perjalanan saya dan keluarga dari Lima ke Churin menggunakan bus Turismo Armonia. Tiket bisa dibeli via telepon di nomor 4285569 atau langsung ke agen bus yang ada di Jr Leticia 530 - Cercado de Lima. Dari Kota Lima bisa menempuh perjalanan sampai 5 jam via Sayan. Di setiap sudut perjalanan yang saya lewati, saya melihat pemandangan Pegunungan Andes yang indah. Pegunungan batu itu terlihat seperti lukisan yang nyata. Perjalanan terus berlanjut dan sampai pada satu kota dengan pemandangan lain dari kota-kota sebelumnya. Saya melihat ada banyak sekali kebun buah di pinggir jalan. Itu artinya saya sampai di Kota Sayan. Di sana bus berhenti lumayan lama, dan dimanfaatkan oleh pedagang yang menawarkan buah-buah hasil kebun mereka. Harganya lebih murah dibanding dengan membeli di Lima atau di Churin. Jadi, kalau kalian suka makan buah, beli saja di Sayan. Nnati bisa dimakan selama berlibur di Churin atau untuk oleh-oleh ke Lima. Ketika pulang, saya dan keluarga menggunakan bus Estrella Polar. Bbisa langsung menunggu bus di tempat pemberhentian bus atau membeli tiket di agen-agen yang ada di Kota Churin. Selain bus, ada juga seperti mobil travel yang pergi ke Lima. Kalian bisa menemukan informasi tentang bus-bus lainnya di website De Peru.


SUASANA KOTA CHURIN

Sampai di Kota Churin, saya dan keluarga mencari hotel. Harga hotel di Churin masih terjangkau sekitar 20 soles per orang per malam. Kalau dirupiahkan menjadi Rp 80.000,- (Rate Rp 4.000,-/1 PEN). Hampir sama dengan harga hotel di Jogja. Hotel yang saya tempati selama 2 hari cukup nyaman. Kamar mandi standar dan bersih (Shower panas/dingin, toilet duduk, wastafel, handuk, sabun), kamar kebagian double beds. Saya dan suami punya kebiasaan kalau dapat kamar double beds, satu bed untuk tidur dan satu bed lagi untuk menaruh tas dan perlengkapan yang akan dipakai sebelum jalan-jalan. 

Suhu udara di Churin sekitar 8-28°C. Di Churin sangat terkenal dengan wisata pemandian air panas alami atau disebut dengan Baños Termales. Seperti halnya di Indonesia yang juga mempunyai banyak wisata pemandian air panas. Contohnya di Ciater, Subang atau di Baturaden, Purwokerto.

Hari Pertama
Setelah istirahat sebentar di hotel, kami mencari restoran di sekitar hotel. Lalu, kami mulai mengeksplorasi Churin untuk mengunjungi Baños Termales atau pemandian air panas. Di Churin memang terkenal dengan wisata pemandian air panas alaminya. Banyak sekali orang-orang yang sengaja datang dari Lima untuk mengistirahatkan sejenak kesibukan di kota dan berendam di pemandian air panas di Churin. Ada 3 tempat yang saya kunjungi diantaranya :

  • Complejo Termal La Meseta (techado)
Kompleks termal ini meliputi area seluas sekitar 1.200 m2. Di sisi atas terdapat bukit berbatu setinggi 400 m. Air yang mengalir dari bukit jatuh dalam jumlah yang cukup dan disalurkan oleh beberapa saluran air ke dalam kolam yang memiliki temperatur khusus yang berbeda dan terdapat kandungan mineral. Di pemandian ini ada tujuh kolam renang, delapan kolam individu dan lima kolam keluarga yang bernama  Jatun Baños atau Santa Rosa, kolam La Guitarra, kolam La Esperanza, kolam Don Bosco Machay,dan kolam Ñahuin Baños atau La Cabañita. Waktu itu saya mencoba kolam yang tertutup dan ada di lantai bawah. Airnya cukup hangat dan ada pancuran air panas yang langsung dari gunung. Saya mencoba berada di bawah pancuran itu. Airnya seperti memijat-mijat badan kita. Ada hal lucu yang terjadi di sana. Ketika saya ingin keluar dari kolam itu, udara di luar kolam sangat dingin. Saat itu sudah hampir jam 5 sore waktu setempat. Saya merasa menggigil dan akhirnya saya kembali masuk ke dalam kolam itu. Di sana saya menghabiskan waktu sekitar 3 jam. Kalau ingin mengunjungi Complejo Termal La Meseta dari hari Senin sampai Minggu jam 5:00 pagi - 07:00 malam.

  • Baños Termales de Fierro

Jalan Raya menuju Baños Termales de Fierro
Jam 5 sore saya menuju ke Baños Termales de Fierro dari Complejo Termal La Meseta. Kami naik taksi kira-kira 10 menit. Kami melewati pinggiran Pegunungan Andes yang menjulang tinggi. Tempat pemandian yang kami datangi ini ada di lembah. Letaknya sekitar 3 km dari kota Churin dan juga disebut pemandian Virgen del Carmen. Tempat ini ada do sebuah bukit berbatu yang mengalirkan air belerang dan besi pada suhu 55° C. Air ini kemudian dialirkan melalui saluran sampai ke pemandian, dan suhu air turun menjadi ke 45° C dan 40° C. Air di tempat pemandian ini mengandung besi dengan karakteristik fisikokimia, sulfat dan bikarbonat, Sifatnya kuratif terhadap rematik, kelumpuhan wajah, arthritis, nyeri sendi, bronkitis, asma dan maag. Kami menyewa ruangan privat untuk kami sekeluarga sekitar 5 orang. Kalian bisa membuat suhu panasnya sesuai selera dengan cara membuka keran air dingin dan panas lalu mengalirkan ke dalam kolam. Aroma yang sangat kuat di sini bukan belerang tapi bau menyengat besi seperti korosi. Area yang digunakan oleh mandi adalah sekitar 350 m2. Kami menghabiskan waktu sekitar 1 jam saja di sini karena sudah malam dan memang akan tutup. Jam operasional tempat ini setiap Hari Senin sampai Minggu 5:00 pagi - 06:00 sore. Setelah itu kami kembali ke hotel dan istirahat. Lalu pergi ke restoran untuk makan malam.

Saya bukanlah orang yang suka mencoba makanan baru. Saya selalu kesulitan dalam hal memilih makanan. Oleh karena itu setiap saya pergi ke restoran di sini, saya selalu pesan ayam goreng atau Lomo Saltado (Tumis Daging dari Peru). 

Hari Kedua
Di hari kedua, saya dan keluarga pergi ke Complejo Juventud (techado), Tempat ini lebih dekat dari hotel tempat kami menginap. Kami hanya jalan kaki saja kira-kira 30 menit, jalan santai sambil menikmati Kota Churin. Sebelum pergi ke sana, kami sarapan dulu. Lalu, saya dan suami serta Ibu mertua pergi ke pasar tradisional yang ada di sebelah kanan hotel saya. Pasar tradisional ini tidak seperti pasar tradisional yang menjual daging atau sayuran. Ada beberapa penjual yang menjajakan dagangannya di kawasan hotel seperti biji-bijian, toko sovenir dan restoran-restoran.

Setelah selesai sarapan, lalu kami melanjutkan perjalanan ke Complejo Juventud. Tempat pemandian ini lebih menarik untuk saya dari kedua pemandian yang sudah saya kunjungi. Di sini, lebih terbuka dan bisa melihat pemandangan indah dari Pegunungan Andes. Ada banyak macam kolam yang semuanya outdoor dan dikelilingi oleh pohon-pohon lada dan eukaliptus. Saya juga bisa memetik daun eukaliptus dan mencium aromanya. Suhu di pemandian ini sekitar 30 ° C. Kandungan yang terdapat di pemandian air panas ini bisa menyegarkan dan meremajakan kulit. Di sini juga ada air mancur dan air terjun. Ketika saya berada di salah satu kolam yang airnya cukup hangat lalu tiba-tiba air mancur menyentuh kulit saya dan rasanya seperti tersiram es. Memang aneh di daerah sini. Sementara air di dalam kolam panas atau hangat, tapi ketika kita keluar air menjadi dingin. Kalau ingin mengunjungi Complejo Juventud, kalian bisa pergi pada Hari Senin-Minggu jam 06.00 pagi sampai 07.00 malam. Kami puas-puskan berendam di sini karena keesokan harinya, kami sudah harus kembali lagi ke Lima.

Setelah puas berendam di Complejo Juventud, saya dan keluarga kembali ke hotel, mengeringkan baju. Kota ini sangat kering. Bahkan pakaian basah yang hanya disimpan di dalam kamar, di pagi hari sudah kering loh! Di siang hari, cuacanya panas, anginnya besar dan dingin. Kulit menjadi kering dan bibir pecah-pecah. Di pagi dan malam hari udaranya sangat dingin. Oksigen di sini juga lebih tipis dibandingkan dengan Kota Lima. Ketika berjalan kaki, pernafasan menjadi sedikit sesak. Lebih baik berjalan pelan-pelan untuk bisa mengatur pernafasan. 

Galeri
Rumah penduduk Kota Churin yang ada di kaki pegunungan


Suasana pagi menjelang siang di Kota Churin 
Ibu menyajikan barang dagangannya kepada wisatawan

Pemandangan Pegunungan Andes yang luar biasa
Bunga yang tumbuh di sana
Sungai di Kota Churin yang sangat dingin seperti es 
dan saya membuat susunan batu di sana

Sungai yang ada di belakang saya itu airnya sangat dingin seperti air es. Dan arusnya besar. Jadi, tidak bisa untuk mandi. Satu hal yang membuat saya takjub dengan tempat ini adalah jalan-jalan yang menghubungkan antara kota satu dan kota lain yang berada diantara Pegunungan Andes di belakang saya sampai ke atas gunung, bahkan ada banyak kota-kota yang berada di tempat ekstrim. Jalannya sudah mulus, hanya ada beberapa bagian saja yang masih kasar dan bisa dilalui motor, mobil, truk, dan bus. Di sepanjang jalan di dalam bus, pemandangannya adalah gunung-gunung batu. Sangat keren!

Tuhan memang luar biasa! Terima kasih Tuhan karena sudah mengizinkan saya sampai di tempat seindah ini. Terima kasih keluargaku di sini sudah membawaku ke tempat ini. Mama, Bapak, Adik-adikku dan keluargaku semua, foto ini saya persembahkan untuk kalian di Indonesia.




Share:

0 comments:

Post a Comment