Tahun baru memulai semangat baru. Kalian pasti sudah punya resolusi untuk tahun 2017! Apapun resolusi yang kalian targetkan, semoga bisa terlaksana dan selalu semangat berusaha ya?
Tahun baru kemarin, saya menghabiskan waktu untuk pergi ke sebuah kota kecil (kalau menurut saya terlihat seperti desa). Kota yang berada di ketinggian 1550 mdpl ini bisa ditempuh kurang lebih 2 jam 30 menit dari Ibukota Lima. Saya pergi dengan 6 orang lainnya menggunakan mobil. Kami sharing transportasi dan konsumsi untuk biaya lebih murah. Kira-kira kami menghabiskan uang 60 soles per orang. Kalau dirupiahkan menjadi Rp 240.000 (pakai rate Rp 4.000 per 1 soles). Hampir semua perjalanan saya di Peru, melewati Pegunungan Andes karena memang sebagian dari wilayah Peru adalah Pegunungan Andes.
SUASANA KOTA KECIL ANTIOQUIA
↓
Suhu udara di Antioquia mulai dari 20° - 27° celcius. Jika kalian berkunjung pada bulan Desember-Maret, di sana memasuki musim hujan. Saya sarankan selalu berhati-hati. Di siang hari, udaranya panas cenderung segar, di malam hari suhunya menjadi dingin. Bawa jaket tebal jika ingin berkeliling kota di malam hari. Di siang hari, pakailah sunblock, topi dan kacamata hitam. Saya sudah terbiasa dengan panas jadi saya tidak pakai topi.
KOTA ANTIOQUIA SIANG HARI DI MUSIM PANAS
↓
PENDUDUK ANTIOQUIA MENGECAT DINDING-DINDING RUMAH MEREKA
SEBAGAI CIRI KHAS ANTIOQUIA
↓
Keesokan paginya, kami pergi mencari sarapan di sebuah restoran di dekat hostel. Makanan yang tersedia juga makanan khas Peru. Selesai sarapan, kami berkeliling kota. Antioquia ini sangat unik dan punya ciri khas yang kuat. Saat memasuki pertama kali ke kota kecil ini, seperti berada pada dunia fantasi yang penuh dengan warna-warna. Penduduk Antioquia menggambar dinding-dinding rumahnya dengan warna-warna yang cerah. Gambar yang paling banyak saya lihat adalah burung dan simbol agama. Entah darimana filosofi yang didapat. Saya tidak sempat bertanya dengan penduduk di sana. Mungkin karena mereka mencintai alam dan mereka adalah orang-orang yang religius. Tapi, kalaupun memang tidak religius, mungkin mereka memang sangat menghormati agama mereka.
Saya bertemu dengan anjing putih berbulu lebat di sana. Saya sangat takut dengan anjing. Saya tidak tahu harus melakukan apa ketika bertemu anjing, yang saya pikirirkan adalah lari. Tapi anjing yang kami beri nama Lukas ini seperti terapi untuk saya. Dia pergi mengikuti kemanapun kami pergi, dan dia sangat tenang. Ketika saya dan yang lain pergi ke air terjun, dia seperti tour guide kami. Wah, sangat lucu sekali dia! Dia anjing baik dan pintar. Saya pikir, saya cinta dengan dia. Selain Lukas, ada juga anjing besar bernama Bronco yang merupakan maskot kota Antioquia, pemiliknya adalah pemilik hostel tempat saya menginap. Anjing ini juga baik dan tenang. Bronco sangat pintar karena ketika kita mengatakan "mano" yang artinya tangan, Bronco akan memberi tangannya untuk bersalaman dengan kita. Saya sudah bersalaman dengan dia.
Oya, air terjun di sana tidak terlalu besar, tapi cukup tinggi. Pemandangan di sekeliling air terjun ini bisa menghhipnotis kalian. Sejauh mata memandang, yang terlihat adalah jajaran Pegunungan Andes nan megah dan alami. Mengagumkan sekali ciptaan Tuhan ini.
PEMANDANGAN ALAM DI KOTA ANTIOQUIA
↓
Oya, air terjun di sana tidak terlalu besar, tapi cukup tinggi. Pemandangan di sekeliling air terjun ini bisa menghhipnotis kalian. Sejauh mata memandang, yang terlihat adalah jajaran Pegunungan Andes nan megah dan alami. Mengagumkan sekali ciptaan Tuhan ini.
Mata pencaharian penduduk Antioquia kebanyakan adalah bertani. Lembah di sini sangat kaya akan mineral, sehingga tanahnya menjadi subur. Petani buah di sini biasanya menanam apel dan membrillo atau quince (buah sejenis apel dan pir). Kalau kalian ingin tahu buah membrillo, bisa kalian baca di sini.
Satu hari satu malam rasanya tidak cukup untuk berada di sini, saya ingin sekali kembali ke sini lagi. Saya yakin pasti bisa kembali ke sini lagi. Kalau kalian ingin pergi ke sini, bisa menghubungi saya.
0 comments:
Post a Comment