Hobi memasak sangat menyenangkan. Apalagi untuk Ibu Rumah Tangga seperti saya. Aliran masakan saya memang sangat nasionalis :). Yups! Saya suka memasak masakan Indonesia. Kalau tinggal di Lima seperti sekarang ini, bagaimana bisa memasak masakan Indonesia?
Betul sekali, sedikit susah untuk menemukan rempah-rempah yang biasa digunakan pada resep masakan Indonesia di sini. Apapun itu saya harus mencoba mencari. Berbekal internet, saya mencari gambar di google. Saya tanya kepada suami saya dimana saya bisa mendapatkan rempah-rempah Indonesia.
Contohnya kunyit atau dalam Bahasa Inggris 'curcuma'. Saya cari gambar kunyit di google dan saya tunjukkan ke suami saya. Karena suami saya tidak tahu terlalu banyak tentang rempah-rempah, saya dan suami meminta bantuan pada Ibu mertua saya. Ternyata beliau tahu. Kunyit di Peru namanya adalah 'palillo'. Wah, saya sangat senang! Seperti mendapatkan hadiah yang luar biasa. Saat itu saya mencari kunyit karena saya ingin coba memasak rendang. Kemudian, saya cari resep memasak rendang di internet. Masalahnya, rendang adalah masakan yang kaya akan rempah-rempah. Selain kunyit, saya harus mencari lengkuas, daun kunyit, daun salam, sereh, bunga pekak, jahe, asam kandis, juga bumbu pelengkap seperti garam dan gula.
Lalu, keesokan harinya kami diajak pergi ke pasar tradisional yang ada di daerah Gamarra oleh Ibu mertua saya. Dari rumah kami naik bus dan kereta. Kira-kira menempuh waktu 1-1 1/2 jam perjalanan. Sesampainya di pasar tradisional Gamarra, saya disuguhi pemandangan seperti perpaduan antara Pasar Kebayoran Lama dan Pasar Tanah Abang. Lalu lintas yang semrawut ditambah banyak orang-orang lalu lalang membawa barang dagangan/belanja. Banyak juga kuli angkut di sana yang jalannya tidak beraturan sama seperti di Pasar Tanah Abang. Kalau kalian ke sini harus hati-hati, melihat kanan kiri dan depan belakang kita ya!
Akhirnya, kami memutuskan untuk langsung pergi ke area pasar yang menjual herbal-herbal dari Pegunungan Andes. Saya dan keluarga berjalan-jalan menyusuri pasar yang lumayan bersih dan terawat. Ada sebagian tempat yang kotor tapi ada di luar pasar.
Ketika masuk ke area ini, sudah mulai tercium macam-macam aroma herbal. Saya merasa sedikit pusing di sini karena aromanya tercampur menjadi satu. Saya, suami dan Ibu mertua berkeliling pasar ini dan akhirnya menemukan kunyit, bunga pekak, dan sereh. Kalau jahe, di dekat rumah ada yang menjual. Sedangkan sereh juga banyak saya temui di pasar tradisional. Karena di sini ada jadi lebih baik saya membeli saja. Tetapi saya tidak menemukan lengkuas, daun kunyit dan daun salam. Sebenarnya di beberapa tempat saya sering melihat daun seperti daun salam, namanya Laurel di sini. Kalau diterjemahkan ke Bahasa Inggris juga Laurel Leaf. Tapi aromanya berbeda dengan daun salam di Indonesia. Laurel di sini aromanya lebih manis, kalau daun salam di Indonesia aromanya lebih segar. Mencari lengkuas di Lima seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami. Pencarian asam kandis juga gagal. Akhirnya saya ganti saja dengan asam Jawa atau tamarindo.
Ketika masuk ke area ini, sudah mulai tercium macam-macam aroma herbal. Saya merasa sedikit pusing di sini karena aromanya tercampur menjadi satu. Saya, suami dan Ibu mertua berkeliling pasar ini dan akhirnya menemukan kunyit, bunga pekak, dan sereh. Kalau jahe, di dekat rumah ada yang menjual. Sedangkan sereh juga banyak saya temui di pasar tradisional. Karena di sini ada jadi lebih baik saya membeli saja. Tetapi saya tidak menemukan lengkuas, daun kunyit dan daun salam. Sebenarnya di beberapa tempat saya sering melihat daun seperti daun salam, namanya Laurel di sini. Kalau diterjemahkan ke Bahasa Inggris juga Laurel Leaf. Tapi aromanya berbeda dengan daun salam di Indonesia. Laurel di sini aromanya lebih manis, kalau daun salam di Indonesia aromanya lebih segar. Mencari lengkuas di Lima seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami. Pencarian asam kandis juga gagal. Akhirnya saya ganti saja dengan asam Jawa atau tamarindo.
Lelah menelusuri pasar ini tanpa lengkuas, daun kunyit dan daun salam. Sedih rasanya. Tapi, tidak apa-apa. Saya akan mencoba membuat rendang tanpa lengkuas, daun kunyit dan daun salam. Kalau ada waktu lagi ke pasar-pasar tradisional di Peru, saya akan coba mencari lengkuas. Lengkuas oh lengkuas... I need you ...
Setelah selesai pencarian rempah-rempah, saya melanjutkan ke area penjualan baju dan kain. Fyi, Gamarra memang terkenal sebagai pusat grosir kain dan baju-baju di Lima. Saya akan mereview tempat ini di lain artikel ya. Sampai bertemu di artikel selanjutnya dan semoga bermanfaat.
DAFTAR NAMA REMPAH-REMPAH DAN BUMBU-BUMBU UNTUK MEMBUAT MASAKAN INDONESIA YANG ADA DI PERU
Kunyit : Palillo (baca palijo)
Ketumbar : Coriender (baca koriender)
Ketumbar : Coriender (baca koriender)
Jahe : Kion (baca kiong)
Sereh : Hierba Louisa (baca ierba luisa)
Jinten : Comino (baca komino)
Lada putih : Pimienta blanca (baca pimienta blanca)
Lada hitam : Pimienta negro (pimienta negro)
Lada putih : Pimienta blanca (baca pimienta blanca)
Lada hitam : Pimienta negro (pimienta negro)
Daun Salam : Laurel (baca laurel) tapi ini aromanya agak
manis tidak segar seperti daun salam di
Indonesia. Sepertinya tidak cocok untuk
manis tidak segar seperti daun salam di
Indonesia. Sepertinya tidak cocok untuk
masakan Indonesia.
Bunga Pekak : Anis (baca anis)
Cengkeh : Clavo de Olor (baca klabo de olor)
Kayu Manis : Canela (baca kanela)
Asam Jawa : Tamarindo (baca tamarindo)
Bawang Putih : Ajo (baca aho)
Bawang Merah : Cebolla Rojo (baca seboya roho)
Cabai : Aji (baca ahi)
Bawang Bombay : Cebolla Blanca (baca seboya blangka)
Asem Jawa : tamarindo
Kencur :
Asem Jawa : tamarindo
Kencur :
Lengkuas : Galangal (Bahasa Inggris, baca galanggal)
Daun jeruk : Hoja de limon (baca oha de limong)
Daun jeruk : Hoja de limon (baca oha de limong)
DAFTAR NAMA SAYUR-SAYURAN UNTUK MASAKAN INDONESIA YANG TERSEDIA DI SEBAGIAN PASAR DI PERU
Daun Kemangi : Albahaca (baca albaaca)
Kangkung : en choi
Sawi Hijau. : Ciosam (ngga tahu penulisannya yang benar)
Pare : balsamina
Buncis : Vainita (baca bainita)
Terong : Berenjena (baca berenghena)
Tauge : Frijoles Chino
Daun seledri : apio (baca apio)
Daun ketumbar : culantro (baca kulantro)
Wortel : Zanahoria (baca zanaoria)
DAFTAR NAMA BUAH-BUAHAN EKSOTIS DI INDONESIA YANG ADA DI PERU
Kedondong : mango ciruela (baca : manggo siruela, biasanya ada di musim panas di pasar2 Lima)
Jambu bol : la pomarrosa (ada di daerah Tingo Maria)
Jambu biji : guayabas (wayabas, tumbuh di amazon juga, bisa didapat di Lima)
Buah sukun : fruta de pan (biasanya ada di hutan amazon)
Nangka : yaca (tumbuh di daerah amazon tapi bisa beli di Barrio chino, kadang-kadang ada yang jual)
Srikaya : chirimoya
Sirsak : guanabana
Belimbing : carambola
Rambutan : rambutan (dikembangkan oleh petani Perú dan sudah pernah dijual di Wong supermercado)
Buah naga : pitahaya (sebenarnya buah naga itu asli dari sini, tp orang sini awalnya tidak terlalu fokus bertani buah naga dan sekarang buah naga di Perú sudah mulai disukai lagi oleh orang Perú dan harganya masih mahal)
Manggis : mangostino
Kesemek : El caqui (el kaki, tumbuh di daerah Huaral)
P.S : Di Supermarket seperti Plaza Vea dan Metro juga tersedia kunyit atau palillo tapi dalam bentuk serbuk. Daun salam atau laurel juga ada di sana, yang dijual satu paket dengan jamur kering warna hitam (hongos). Daun sereh atau hierba louisa juga tersedia di Plaza Vea dan Metro. Kalau saya biasanya beli di pasar dekat rumah atau warung-warung yang menjual sayuran. Atau kalau mau lebih lengkap lagi, pergi ke pasar di gang kecil di kawasan Barrio Chino, Centro de Lima.
0 comments:
Post a Comment